Namun, di balik fasad gemerlap itu, sebuah revolusi sunyi tengah terjadi. Lupakan sejenak runway dan dunia mode. Di laboratorium-laboratorium medis paling canggih, para ilmuwan tidak lagi melihat sutra sebagai kain, tetapi sebagai salah satu material rekayasa (biomaterial) paling menjanjikan di abad ke-21 (Richterová & Pekař, 2024).
Mengapa? Karena dunia kedokteran modern sedang menghadapi masalah besar.
Ketika tubuh kita mengalami kerusakan serius, bayangkan tulang yang patah parah, kulit yang terbakar hebat, atau tendon yang putus, kita membutuhkan penyangga (implan) agar sel-sel tubuh bisa tumbuh kembali di tempat yang benar. Solusi yang ada saat ini, jujur saja, jauh dari sempurna.
Implan dari logam, seperti pen penyambung tulang, memang kuat. Namun, ia adalah benda asing yang kaku. Seringkali, pasien harus kembali naik meja operasi untuk kedua kalinya, hanya untuk mencabut kembali logam itu. Pilihan lainnya, polimer sintetis (plastik kelas medis), juga penuh risiko. Sistem imun kita yang cerdas bisa menolak bahan buatan ini, memicu peradangan, infeksi, dan justru menghambat penyembuhan (Endrawati et al., 2017).
Kita membutuhkan material yang kuat tapi fleksibel, yang bisa diterima tubuh sebagai teman, dan bisa luruh (terurai) dengan sendirinya. Maka di sinilah, jawaban tak terduga itu muncul dari kepompong sederhana ulat sutra.
Rahasia Makromolekul Sutra: Fibroin dan Serisin
Apa sih yang bikin kepompong ulat sutra begitu istimewa? Jawabannya ada di formula kimianya. Sutra itu bukan serat biasa, akan tetapi sebuah arsitektur makromolekul yang super presisi. Bayangin aja, sehelai benang sutra mentah itu kayak kabel kuat yang isinya ada dua protein utama:
Protein pertama, ada inti kabelnya, yaitu protein makromolekul bernama Fibroin. Ini bintang utamanya. Struktur kimianya bikin dia super kuat (kabarnya lebih kuat dari baja) tapi tetap lentur. Keajaibannya ada pada dua sifat canggih lainnya.
Sifat canggih pertama , dia sangat ramah dengan tubuh kita. Sistem imun kita nggak akan menolaknya. Istilah keren buat sifat ini adalah biocompatible. Sebuah penelitian oleh Rosadi et al. (2020) juga menyetujui kalau sifat ini bikin risiko peradangan jadi kecil banget.
Sifat canggih kedua, dia bisa luruh atau hancur sendiri di dalam tubuh. Sifat yang disebut biodegradable ini menjadi kunci utamanya. Artinya? Implan sutra tadi bakal hilang pelan-pelan seiring jaringan baru kita tumbuh. Jadi nggak perlu operasi dua kali ya.
Konten ini telah tayang di Kompasiana.com dengan judul “Tak Hanya Simbol Kemewahan, Sutra Menjadi Kunci Revolusi Medis Modern”, Klik untuk baca:
https://www.kompasiana.com/0023nadinenajwa0257/690c8735ed641575e0783df2/tak-hanya-simbol-kemewahan-sutra-menjadi-kunci-revolusi-medis-modern
Kreator: Nadine Najwa
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Tulis opini Anda seputar isu terkini di Kompasiana.com
